DIABETES


Diabetes Tipe 1 disebut juga Kencing Manis Tipe 1 atau Juvenile Diabetes atau Insulin Dependent Diabetes.

Diabetes tipe 1 adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Hal ini karena tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin secara alami dalam jumlah yang dibutuhkan tubuh.

Glukosa dan Insulin

Glukosa adalah bentuk sederhana dari gula yang ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman yang manis. Saat kita makan, pencernaan kita memecah makanan menjadi glukosa, kemudian glukosa ini masuk ke dalam aliran darah. Insulinlah yang menggerakkan glukosa ini dari aliran darah menuju sel-sel tubuh kita. Oleh sel tubuh, glukosa diubah menjadi energi. Tanpa insulin yang cukup, glukosa tidak dapat memasuki sel tubuh, dan akan tetap ada di aliran darah, inilah sebabnya mengapa orang yang mengidap diabetes memiliki kadar gula yang tinggi dalam darahnya. Kadar gula yang tinggi bisa berbahaya, karena ia dapat menyebabkan kerusakan pada Ginjal, Jantung, Syaraf, Mata dan Pembuluh darah.

Gejala Diabetes Tipe 1 / Tanda-tanda Diabetes Tipe 1

  • Sering buang air kecil
  • Haus yang sangat
  • Nafsu makan meningkat
  • Berat badan turun
  • Kelelahan
  • Pemarah
  • Pandangan kabur
jika anda mengalami tanda-tanda ini, segeralah lakukan test darah di laboratorium.

Penyebab Diabetes Tipe 1

Para ahli belum mengetahui dengan pasti penyebab diabetes tipe 1 ini. Kemungkinan penyebabnya adalah virus atau penyakit autoimun (ketika sel-sel didalam pankreas yang membuat insulin (sel beta) dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh).

Komplikasi Diabetes Tipe 1

Bila dibiarkan tidak diobati, diabetis tipe 1 dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Diabetes tipe 1 dapat menyebabkan kondisi koma diabetes(karena kadar gula yang sangat tinggi dalam darah) atau kematian. komplikasi pada diabetes tipe 1 dapat mengakibatkan kebutaan, gagal ginjal, penyakit jantung.Diabetes tipe 1 dapat juga menyebabkan tertutupnya pembuluh darah yang berukuran kecil dan apabila terjadi pada pembuluh darah mata, dapat menyebabkan kebutaan. Diabetes melitus merupakan penyebab utama kasus-kasus baru kebutaan pada orang berusia 20-74 tahun.

Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga dapat menimbulkan penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah antara 2-6 kali. Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah dapat menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf. Sirkulasi darah yang buruk karena penebalan pembuluh darah besar bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki, sedangkan pembuluh darah kecil bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.

Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Penderita diabetes yang mengalami batuk-batuk yang cukup parah dalam jangka waktu lama dan tidak jelas sebabnya (karena flu atau tersedak), harus mewaspadai adanya penyempitan pembuluh darah jantung dan penurunan fungsi jantungnya. Batuk itu bisa disebabkan karena serangan jantung (walaupun tidak merasakan sakit di sekitar dada seperti serangan jantung pada umumnya). Ketiadaan rasa sakit ini disebabkan karena sudah rusaknya saraf-saraf di sekitar pembuluh jantung.

Diabetes juga merusak ginjal, yang membuat ginjal tidak mampu menyaring racun dengan baik. Sekitar 40% dari kasus-kasus terbaru penyakit gagal ginjal diakibatkan oleh diabetes.

Tertutupnya pembuluh darah besar karena diabetes dapat menyebabkan berbagai masalah kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggiserangan jantung, dan stroke. Walaupun kondisi ini juga terjadi pada orang yang tidak mengidap diabetes, orang dengan diabetes, memiliki kemungkinan 2 sampai 4 kali lebih besar mengalami kerusakan kardiovaskular.

Diabetes tipe 1 dapat mengakibatkan mati rasa, terutama pada kaki bagian bawah. Keadaan mati rasa ini dapat membuat penderita tidak merasakan sakit atau iritasi karena kulit yang sobek atau infeksi pada kaki sampai pada terjadinya komplikasi, sehingga dapat mengakibatkan amputasi. Luka bakar, Dapat pula terjadi rasa sensitif bila disentuh, dan kedinginan pada kaki, yang merupakan gejala penyakit neuropathy. Komplikasi lainnya termasuk resiko yang lebih tinggi pada kehamilan ibu yang mengidap diabetes dan sering timbulnya penyakit gigi.

Merawat | Perawatan Diabetes Tipe 1

Orang dengan diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin 2 sampai 4 kali sehari, karena tubuh sendiri tidak dapat menghasilkan insulin ini. Tentunya jumlah insulin bisa berbeda antara individu yang satu dengan yang lain, tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat aktivitas fisik individu, pola makan, dan adanya kelainan lain. Biasanya, orang dengan diabetes tipe 1 melakukan pengukuran kadar glukosa beberapa kali sehari pada tetes darah. Berdasarkan tes tersebut kemudian ditentukan jumlah insulin yang disuntikkan, olah raga, atau makanan yang dikonsumsi untuk menjaga kadar gula pada level normal.

Orang dengan diabetes tipe 1 harus hati-hati mengontrol pola makannya dengan cara mengkonsumsi makanan dalam jumlah sedikit tetapi lebih sering. Dan harus diselingi dengan makanan kecil, sehingga tidak terlalu membebani kemampuan suplai insulin dalam membantu sel menyerap glukosa. Mereka juga perlu mengkonsumsi “gula kompleks”, yang dicerna tubuh secara lebih perlahan dan memperlambat kenaikan kadar gula darah. Makanan yang dianjurkan biasanya makanan dengan kadar lemak rendah (30 persen atau kurang dari total kalori), memberikan cukup protein (10 sampai 20 persen dari total kalori), dan mengandung berbagai macam karbohidrat seperti kacang, sayuran dan padi-padian. Olah raga teratur membantu sel tubuh untuk menyerap glukosa.

Walaupun sebagian besar orang dengan diabetes tipe 1 berusaha untuk menurunkan kadar gula dalam darah, kadar gula yang terlalu rendah dapat menyebabkan masalah kesehatan. Sebagai contoh, jika seseorang dengan diabetes tipe 1 menyuntikkan terlalu banyak insulin, hal itu dapat menyebabkan kadar gula yang terlalu rendah. Selanjutnya, kadar gula terlalu rendah dapat menimbulkanhipoglicemia. Hipoglicemia ini ditandai dengan rasa lemas, gemetar, kebingungan dan kegundahan, mual dan muntah. Organ pertama yang terkena pengaruh dari keadaan ini adalah otak. Hipoglicemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa menjadi berat, menyebabkan koma dan kadang cedera otak tetap. Penderita hipoglicemia dapat menghilangkan gejala dengan mengkonsumsi gula, seperti tablet glukosa, jus buah, atau permen.

Beberapa penderita bisa mengalami resistensi terhadap insulin. Insulin yang disuntikan tidak sepenuhnya sama dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi untuk melawan insulin pengganti tersebut. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulin sehingga penderita dengan resistansi terhadap insulin harus meningkatkan dosisnya.

Lemak yang berlebih akan menyebabkan resistensi terhadap insulin. Ini menjelaskan mengapa diet dan olahraga merupakan metode yang tepat untukdiabetes tipe 1. Dengan menurunkan berat badan dan meningkatkan massa otot, akan mengurangi jumlah lemak sehingga membantu tubuh memanfaatkan insulin dengan lebih baik.

Terapi Diabetes Tipe 1

Jika penyebab diabetes tipe 1 ini adalah virus atau autoimun, maka terapi terhadap sistem kekebalan tubuh adalah kunci penyembuhan penyakit ini. Sistem kekebalan tubuh adalah sistem terpenting di dalam tubuh manusia yang bertugas menjaga tubuh agar tetap selalu sehat. Sistem kekebalan tubuh merupakan tulang punggung sistem-sistem lain didalam tubuh (spt: kardiovaskuler, endokrin, metabolisme dan syaraf ). Sistem kekebalan tubuh yang sehat adalah sistem kekebalan tubuh yang seimbang. Dia tahu kapan harus berbuat dan kapan harus tenang. Dia menyerang dengan melipatgandakan kekuatannya saat tubuh dimasuki/diserang bibit penyakit (spt: virus, kuman dan jamur, sel kanker, sel rusak dan zat racun dalam tubuh), lalu tenang kembali saat bibit penyakit sudah berhasil dikalahkan ( jika tidak maka terjadilah yang namanya penyakit autoimun). Dia tetap tenang jika yang masuk adalah agen penyebab alergi (spt: debu, polen, udara dingin, dll). Dia juga tidak bereaksi terhadap sel baik lainnya. Intinya sistem imun yang sehat adalah sistem imun yang bisa membedakan mana musuh, mana kawan dan mana orang biasa, menyerang musuh dengan melipatgandakan kekuatan, membantu/melindungi kawan dan membiarkan orang biasa. Banyak herbal dan obat dipasaran hanya bisa menguatkan sistem imun (untuk virus, kuman, jamur, sel kanker, sel rusak, zat racun) atau melemahkan sistem imun (untuk alergi dan autoimun). Bila menguatkan imun saja bisa membasmi bibit penyakit tetapi bisa juga menyebabkan alergi dan autoimun semakin parah, jika melemahkan saja bisa mencegah alergi dan autoimun tetapi memberi jalan seluas-luasnya kepada bibit penyakit yang akan menyerang tubuh kita. Padahal untuk kasus diabetes tipe satu, butuh kedua-duanya berjalan bersamaan didalam tubuh. Satu untuk membasmi virus, kuman dan jamur yang ada didalam tubuh, dua agar sel-sel penghasil insulin di pankreas tidak lagi dibunuhi oleh sistem kekebalan tubuh.

Transfer Factor adalah kunci jawabannya

Transfer Factor Glucoach adalah solusi yang tepat dan paling aman dalam merawat diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2.


Transfer Factor GluCoach = Transfer Factor Advance + Herbal alami terbaik pendukung Sistem Metabolisme dan Endokrin




Grenggeng – Diabetes - Marry Anne, 45 tahun, menderita penyakit diabetes akut dan menelan 500mg Glucophage. Hal ini menyebabkan banyak luka-luka/infeksi pada kakinya yang tidak bisa kering dan semakin parah.

Luka-luka/infeksi-infeksi pada kakinya tersebut membuat dokter memvonisnya untukmengamputasi kakinya; guna mencegah penyebaran ke seluruh tubuh.

Namun, ibu setengah paruh baya ini memilih untuk mencari pengobatan alternatif terlebih dulu sehingga dia menemukan Transfer Factor.

Dia mula-mula menelan 8 Transfer Factor sehari dan menaburkan 2 kapsul terus keatas luka kakinya, untuk seminggu. Selepas itu, dia menelan 6 kapsul Transfer Factor dan menaburkan 2 kapsul ke atas lukanya. Dia mendapat hasil yang sangat menggembirakan, dalam jangka waktu kurang dari 4 minggu, sejak menggunakanTransfer Factor. Melalui Transfer Factor, Tuhan membuat dia tidak kehilangan kakinya.

Transfer Factor Advance yang terdapat didalam Transfer Factor GluCoach akan mengajari sel-sel kekebalan tubuh kita untuk mengenali mana musuh, kawan dan orang biasa. Ia memberi pengetahuan tentang musuh-musuh yang harus diserang dan senjata (rumus antibodi) yang digunakan untuk mengalahkan mereka. Ia bisa memperbanyak antibodi menjadi 283% dari nomal agar musuh lebih cepat dikalahkan. Ia juga mengajarkan kepada sistem imun pengetahun tentang sel-sel baik yang tidak boleh diserang (spt: sel beta, sel darah merah, jaringan tubuh, dll), dan inilah yang paling penting untuk penderita diabetes tipe 1. Transfer Advance terdiri dari 44 rantai asam amino sehingga dengan cepat akan meregenerasi sel-sel yang rusak (termasuk sel beta di pankreas). Kemampuan lain dari Transfer Factor Advance adalah dalam hal alergi. Dia mengajari sistem kekebalan tubuh pengetahuan tentang agen penyebab alergi (spt: debu, serbuk bunga, udara dingin, dll) agar membiarkan mereka lewat tanpa direspon.

Transfer Factor GluCoach juga diformulasikan dengan mineral, tumbuh-tumbuhan dan fitonutrien yang telah terbukti secara klinis mendukung kesehatan fungsi insulin, mendukung toleransi kadar gula dan meningkatkan kesehatan pankreas. Penderita diabetes tipe 1 sangat memerlukan pankreas yang sehat karena disinilah insulin dihasilkan. Insulinlah yang bisa membawa glukosa memasuki sel tubuh untuk diproses menjadi energi sehingga kadar gula dalam darah menjadi normal.

Transfer Factor Glucoach merupakan campuran yang sempurna antara Transfer Factor Advance yang khusus mendukung sistem pertahanan tubuh dan herbal alami terbaik dalam mendukung kesehatan sistem metabolisme dan sistem endokrin. Sungguh kombinasi yang sempurna bagi penyembuhan diabetes tipe 1.